Selasa, 20 Maret 2012

~Catatan Kecil Diva~

Masih nemuin file gak jelas.
Let's see~

~Catatan  Kecil Diva~

----------
Teman? Nggak ada satupun. Di dunia ini mungkin memang tidak ada teman yang sempurna yang sesuai dengan tipe temanku. Yang ku anggap teman adalah orang yang mampu membuatku tenang di saat aku sedang galau. Mampu memberikan solusi terbaik dan bijak di saat aku butuh saran. Mampu menasihatiku dengan lembut dan tanpa menyinggungku di saat aku melakukan kesalahan. Mampu menghiburku dengan hiburan yang benar-benar menghibur di saat aku sedih. Mampu mengerti akan apa yang ku inginkan. Tidak melakukan hal-hal yang membuatku sebal! Huh.. sulitnya… aku saja tidak mampu menjadi teman diriku sendiri sebab aku tak mampu melakukan itu semua.
-----------

Aku membaca sebuah catatan yang tanpa sengaja kudapatkan di bawah bangku temanku. Kubaca semua isinya. Ya Tuhan!! Semoga saja bukan dia yang menulis semua ini. Semoga saja.
Aku melangkah keluar kelas dan untuk mencari Diva. Ternyata, dia sedang melamunkan sesuatu. Entah itu cowok idolanya ataukah masalah keluarganya. Aku berharap, semoga aku dapat mengetahui sebagian dari rahasia yang ia simpan. Bukan untuk membocorkannya, tapi untuk memahami seperti apa kondisinya. Begitulah makna dari seorang teman (menurutku).
“Heii Div, ini catatan lu bukan?” Tanyaku pada Diva dan menyodorkan selembar kertas
Diva yang kaget menoleh ke arahku dan menatapku dengan tampang yang kesal.
“OMG.. Itu kertas gue. Lu nemu dimana?” tanyanya dengan memasang wajah yang kaget
“Di bawah meja lu. Untung aja gue yang nemuin. Coba aja orang lain, bakalan sengsara hidup lu” Kataku
Diva merobek-robek kertas yang kusodorkan tadi menjadi serpihan-serpihan kecil lalu membuangnya ke tempat sampah.
“Lho? Kok dirobek sih?” Tanyaku
Tidak ada respon dari Diva. Tiba-tiba Rara datang dengan membawa kebutuhan sehari-harinya (handphone). Rara datang dengan membawa setumpuk baju #plakk
Rara datang dengan tampang polosnya *hueek* dan ikut bergabung denganku dan Diva. Jadilah kami sebuah grup yang dapat dikatakan sebagai grup ‘penggosip’ *hahahaha*
Aku menceritakan catatan Diva yang telah kubaca tadi kepada Rara. Kenapa aku menceritakan kepada Rara? Ya!! Karena hanya aku, Rara dan Cathy yang mengetahui sebagian rahasia Diva. Berhubung karena Cathy sibuk dengan ternak-ternaknya, jadi dia tidak bisa ikut bergabung dengan kami bertiga.
“Lu yang sabar ya Div, gue emang bukan temen yang bisa ngebuat lu seneng disaat galau. Tapi, kalo lu butuh hiburan, gue bisa kok. Gue kan pelawak” Kataku dengan nada menghibur
“Iya Div. gue sih mau aja ngasih solusi ke elu. Tapi, elunya aja yang ga’ pernah nyeritaiin masalah lu. Mana bisa gue ma Clara ngebantu lu?” Lanjut Rara
“Betul tuh Div. Andai aja gue ini *sambil nunjuk diri* aladin, gue bakalan ngabulin semua permintaan lu” Sambungku
“Semua yang lu minta Div, semuaaanyaaa” Kata Rara dengan nada yang berlebihan atau bahasa gaulnya lebay
Diva yang semenjak tadi hanya berdiam diri di mesjid #plakk
Diva yang semenjak tadi hanya berdiam diri mendengar dan mencermati semua kalimat yang dilontarkan oleh bibir seksiku dan juga bibir bonyok Rara *ditabok Rara*, kini angkat bicara.
“Makasih ya Clara, Rara. Lu emang temen gue deh poko’nya” Kata rara sambil menggenggam tanganku dan juga tangan Rara *najong.. Jijay deh (muntah)*
“Eh.. ngemeng-ngemeng, siapa sih cowo’ yg lu idam-idamin?” Tanya Rara antusias
Tiba-tiba Cathy keluar denga segerombolan ternaknya (Nana, Yesyu dan Kishy) dan bersiul-siul untuk Diva.
“Ciyee..Ciyee.. Siapa tuh Div?” Tanya Nana dengan nada menggoda
“Apaan sih? Kaga’ ada tau’!” Kata Diva dan beranjak masuk ke dalam kelas
“Eh? Lu mo kemana Div?” Tanya Cathy
“Mau cari angin. Mau ikut?” Ajak Diva
“Cari angin ko’ di dalem? Apa jangan-jangan… Lu mo buang angin lagi?” Teriak Yesyu dengan suara yang sangat besar dan membahana yang membuat semua daun pohon jatuh berguguran *lebay amat*
“HAHAHAHAHA”
Terdengar sorakan tawa dari semua murid yang mendengar perkataan Yesyu. Diva yang terlanjur marah, masuk ke dalam kelas dengan membawa bekal kekesalan dan amarah. Yesyu yang merasa bersalah, mengikuti Diva.
“Div, maapin gue!!” Teriak Yesyu
“Iya!!” Teriak Diva
“Yess.. Gue dimaapin. Cihuyy” Sorak Yesyu kegirangan
Kulihat Diva menduduki kursinya. Aku mengikutinya dan duduk di sebelahnya. Bersamaan dengan itu, bel keramat berbunyi.
Kriiiing…Kriiing

Stengah jam berlalu
Bosan! Sabuah kata yang menggambarkan hatiku saat ini. Pelajaran yang membuat kelas sangat hening, sunyi dan senyap karena tak ada secuil pun ciutan burung yang berkokok *heh?*
“Hoaam”
Aku menguap.
“Tahan Clara.. Satu jam lagi. Tahaan. Tahaan!!” Batinku dan menyemangati diriku
Aku menoleh ke arah Diva. Dia sedang menulis sesuatu. Aku tersentak kaget. WHAT? Apakah semua yang ditulisnya benar-benar pengalamannya? Kusobek selembar kertas lalu menuliskan sesuatu untuknya.

----------
Dear Diva…
Gue ga’ bakalan jauhin lu. Setelah membaca (tepatnya mengintip) semua yang lu tulis, gue merasa ada sesatu yang nyuruh gue untuk bantuin buat ngadepin masalah lu. Gue janji. Selama gue bisa bantuin lu, apapun yang lu butuhkan, gue bakalan kabulin. Ini bukan masalah gue kasian ma elu. Ini semua karena gue merasa jadi temen lu. Lu ga’ bakalan sendiri. Gue bakalan nemenin lu sampe kita lulus ato sampe Tuhan misahin kita.
Gue harap, lu nyimpan catatan ini baik-baik dan ga’ bakalan lupa nih catatan gue ;)

                                                                                                By : Clara
-----------

Aku memberikan catatan tersebut kepada Diva saat pulang sekolah. Aku tak ingin melihat reaksinya ketika membaca catatan ini. Aku hanya berharap. Semoga saja catatanku ini berguna baginya. Semoga saja.

~~~~ END ~~~~

Asli, gaje banget nih tulisan. Sumpah! Gue malu sendiri bacanya -3- /.\

0 komentar:

Posting Komentar