Sabtu, 29 September 2012

Hati Yang Diragai





Lirih hati semakin pedih saat kau mendapati rasa sakit yang kupendami
Mata ingin menangis tapi diri seakan menyadari
Masih banyak tempat yang rembulan sinari
Untuk kudiami demi melepaskan semua beban di hati

Mimpi yang berlari mengejar angan
Dengan harapan yang tergenggam tangan
Yang dikejar cepat oleh bayangan
Bersama sampan yang terkayuh oleh lengan

Pedih hati ini seakan mendesak ingin lari
Mencairkan demi mencari kehangatan diri
Saat raga tak tahu untuk mencari
Tempat yang membuat raga bisa menari

Kehidupan terasa datang menyambut
Saat tak ada yang menyadari diriku yang kalut
Dengan wajah yang terpasang lembut
Hati masih menginginkan, diri yang terbalut

Jumat, 28 September 2012

Bunga Dandelion

Randa Tapak atau Dandelion adalah bagian dari Taraxacum, sebuah genus besar dalam keluarga Asteraceae. Nama Randa Tapak sendiri biasa digunakan untuk merujuk kepada sebuah tumbuhan yang memiliki "bunga" yang memiliki "bunga-bunga" kecil yang terbang ditiup angin. Asal asli dari tumbuhan ini adalah Eropa dan Asia, namun sudah menyebar ke segala tempat. Yang disebut sebagai bunga dari tumbuhan ini menjadi semacam jam hayati yang secara teratur melepaskan banyak bijinya. Biji-biji ini sesungguhnya adalah buahnya.





Mungkin tidak banyak orang yang menganggap keberadaan dandelion, karena bunga tersebut seringkali diabaikan. Tapi Dandelion mampu bertahan dalam segala cobaan. Walaupun bentuknya tidak seindah mawar merah,mungkin tidak harum seperti bunga melati, Tapi Dandelion dengan tangkai kecilnya yang sederhana. mampu memberikan banyak arti dalam kehidupan ini. Bisa memberikan kehidupan baru. Mungkin banyak yang tidak tahu hal tersebut.

Seiring waktu berjalan, bunga dandelion terus menumbuhkan bunga kecil di tubuhnya. Kemudian bunga-bunga kecil tersebut, akan terbang tinggi dan jauh dan tumbuh di tempat baru yang mereka singgahi. Dengan semua kepasrahannya untuk melepaskan bunga-bunga kecil terbang ke udara untuk kembali memberikan kehidupan yang baru. Kemudian ketika mengering, dandelion akan kembali tumbuh menjadi bunga yg lebih besar lagi. Setahap demi setahap. Itulah kehebatan Dandelion, yang bisa memberikan kehidupan di tempat baru. Dan sifatnya abadi.




saya lupa, entah sejak kapan menyukai bunga ini, Dandelion. mungkin namanya tak semudah mengucap mawar, melati, tulip, anggrek, dll dsb. warnanya juga tak semenyala mawar merah, filosofinya pun mungkin tak seindah mawar putih, tak semahal anggrek cantik berwarna ungu itu, atau tak se romantis bunga lily. tapi Dandelion, ia membagikan bibitnya ke segala arah, ia menyebarkan bibit ke manapun angin -yang jelas diperintahkan oleh Tuhan- menerbangkannya.

Dandelion tak bisa memilih kemana angin akan membawa ia pergi. tapi setelah sampai ke tempat tujuannya, ia akan tumbuh berkembang, dan mekar lalu mengering dan di terbangkan oleh angin lagi ke tempat yang lain.






Dandelion terlihat rapuh, namun justru ia memiliki kekuatan yang tak dimiliki bunga lain. ia mampu bertahan hingga tumbuh besar dan menyebarkan bibitnya kembali lewat angin. ingin seperti Dandelion, indah meski tak terlihat dari luar, tulus meski tak athu angin akan menerbangkannya ke arah mana, dan kuat meski banyak yang menyangka ia rapuh.




kelak, aku ingin taman Dandelion di depan rumah. biar tiap saat aku bisa memandang kelembutan dan kekuatan menjadi satu dibalik lembut putihnya, Dandelion.


Credit : http://maibelopah.blogspot.com/2012/08/dandelion.html#.UGWG7rLiadE

Kamis, 27 September 2012

Dandelion





Terbang bebas, melayang bebas
Tanpa arah dan tujuan
Terlepas dari pangkuan dan kasih sayangnya
Meninggalkan kesendirian baginya

Terbang bebas, melayang bebas
Menunggu tempat yang tepat untuk berpijak
Demi berdiri tegak
Melepaskan milikku, seperti dirinya

Terbang bebas, melayang bebas
Menunggu datangnya waktu
Dengan masa depan yang terbayang
Hanya aku..
Tidak! Diriku dengan dunia imajinasiku